Selasa, 10 November 2015

Spalk

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi)

TUJUAN PEMBIDAIAN 
1.      Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah
2.      Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah
3.      Memberi istirahat pada anggota badan yang patah
4.      Mengurangi rasa nyeri
5.      Mempercepat penyembuhan

MACAM – MACAM BIDAI
1.      Bidai keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan.
Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
2.      Bidai traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.
Contoh : bidai traksi tulang paha
3.      Bidai improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.
Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.
4.      Gendongan/Belat dan bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera.
Contoh : gendongan lengan

PRINSIP PEMBIDAIAN
1.      Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami cidera ( korban yang dipindahkan)
2.      Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang
3.      Melewati minimal dua sendi yang berbatasan

SYARAT – SYARAT PEMBIDAIAN
1.      Siapkan alat – alat selengkapnya
2.      Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur dulu pada anggota badan korban yang tidak sakit
3.      Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor
4.      Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan
5.      Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah
6.      Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
7.      Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas

2 komentar: